Membuat Pojok Doa/ Altar bagi Ikon Katolik

Pojok doa atau Altar merupakan bagian penting dalam kehidupan keluarga Kristiani. Altar hendaklah menjadi pusat atau jantung rumah dari sebuah keluarga selayaknya Yesus merupakan Raja atas segala tempat .


Ikonostasis dalam Gereja

Penting bagi Keluarga Kristiani memiliki Ikon suci dalam jumlah cukup namun dalam batasan kewajaran.
Abad abad lalu, sangat jarang menemukan rumah keluarga Kristen yang tidak memiliki Ikon. Mereka menaruhnya di bagian paling mencolok, paling sering dilalui dan di tempat yang paling indah.
Sekarang ini, Elektronik mengambil bagian terbesar dalam keluarga dimana kejahatan dapat masuk. Hal ini menggantikan peran Altar keluarga sebagai Institusi Gereja yang terkecil.

Sekarang ini, kita bertanya, Ikon apa seharusnya yang saya miliki? Bagaimana dan dimana mengaturnya? Tradisinya bagaimana?


Dimana?

Di tempat yang sering dan dapat dilalui.

Dalam kasus tertentu, untuk menghindari perlakuan yang mengurangi kehormatan altar, dapat ditempatkan di tempat yang jarang dilalui orang. Sebisanya menghindari altar menghadap atau di dinding wc, atau area bawah tangga yang mengurangi kehormatan Altar dimana kaki berada di atas altar. Demikian juga, saat tidur, sebisa mungkin kaki  tidak mengarah ke altar.

Altar dapat ditempatkan di ruang tamu atau ruang utama yang memyimbolkan bahwa Kristuslah Tuan Rumah. Namun, Altar yang digunakan untuk keperluan sembahyang, sebaiknya dihindari area yang ramai.

Arah sebaiknya mengarah ke Timur. Gereja memiliki tradisi kuno ber-'kiblat' ke Timur dengan banyak dasar Alkitabiah makna dari menghadap Timur.

Ikon sebaiknya tidak digabungkan atau disandingkan dengan hal sekuler atau'berhala' masa kini yaitu Tv, Artis, dan Calon Wakil Rakyat ataupun hal yang bertentangan dengan iman. Ini bukan saja mengurangi rasa Hormat terhadap 'yang suci' tapi menempatkannya setara dengan hal duniawi -yang terpisah- .

Ikon yang dipajang dapat dihias dengan Bunga Hidup.
Ikon yang besar dapat dibingkai dengan handuk -mengingat Mandylon suci- atau kain panjang Merah Tua-terang.

 
 Ikon apa saja?

Sangat dianjurkan memiliki Ikon Kristus dan Bunda Allah ditambah Santo Yosef. Dalam model Pantokrator dan Hodegetria, ataupun Ikon devosi devosi lainnya.

Ikon Hodegetria
Ikon Pantokrator
Ruang yang mampu dapat menambah Ikon para Kudus atau Janasuci.

Dianjurkan memiliki Ikon 2 nabi Terbesar yaitu Nabi Yohanes Pembaptis dan Elia atau Musa. Tradisi Kuno memiliki penghormatan yang kuat terhadap Ikon Nicholas pembuat Mujizat. 

Hampir seluruh keluarga Katolik Timur, Ikon ini menduduki tempat sentral ke tiga ditengahnya.
Diantara para Rasul, yang menonjol adalah kepala para rasul yaitu St Petrus, rasul yang mempertahankan tradisi, dan Js. Paulus, rasul bagi para Reformator.
Diantara ikon para Martir St. George dan St. Panteleimon menduduki tempat yang lebih sentral.

Dianjurkan memiliki juga ikon ke4 penginjil, Malaikat Agung serta Pesta dan Hari Raya sebagai pelengkap pojok Ikon.
 

Bagaimana Mengaturnya?
Contoh Ikonostasis kecil dalam Gereja



Seperti di Gereja.
Ada beberapa cara mengaturnya, yakni dengan mempedtimbangkan Hierarki atau Kedudukan -cara ini hendaknya diutamakan- dan Simetris.

Patut dipertimbangkan juga, bahwa hendaknya pengaturan, tidak membuat Fokus doa Hilang.
Penempatan Ikon Bunda Allah menurut Tradisi, disebelah Kanan Kristus diapit Santu Yosef.
Para Rasul dapat ditaruh berderet dibawah atau dikedua sisi Kristus.

Ikon yang ditaruh diatas meja (berlaku juga bagi patung), Kristus harus berada dalam posisi yang lebih tinggi dari Ikon lainnya dan lebih masuk kedalam.

Hanya Ikon Tritunggal Mahakudus yang dapat meng-atasi Ikon Kristus. 



Bagaimana sikap terhadapnya?

Ikon disebut jendela sorga yang memainkan peran sejalan dengan doa. Selayaknya Doa ditujukan dihadapan Ikon. Sikap yang ditunjukan mestilah Hormat, mengingat sakramentali ini hampir setara dengan sakramen yakni mengiring kehidupan kristiani.
Bayi dibaptis dihadapkan dengan Ikon, Anak anak diberkati orangtua dihadapan Ikon, Pasangan menikah dihadapan Ikon,Umat menerima komuni setelah mencium Ikon (tradisi Timur), sampai saat Berpulangpun dihadapkan dengan Ikon. Sepatutnya menghormati Ikon karena itu Kudus.


Ikon yang sudah rusak, selayaknya dibakar di tungku api Gereja. Jika tidak memungkinkan, di tempat yang tidak mudah diganggu seperti makam, atau dibawah pohon -ini mengapa kuburan dan pohon sering ditakuti orang-.


Apa ada yang harus dilakukan?
Mengenai Dupa dan Persembahan

Umat Kristen berdoa dihadapan Ikon.
Doa yang dapat dipanjatkan dapat saja doa harian seperti doa Malaikat Tuhan, dan doa Devosional seperti doa Rosario, dan Novena novena lainnya.
Kehidupan Rohani di rumah, sebaiknya berpusat pada Altar ini.

Diperkenankan menyalakan penerangan seperti lilin atau pelita minyak, atau bahkan lampu elektrik yang biasa digunakan untuk sembahyang.

Pelita


Diperkenankan menyalakan dupa atau hio dihadapan Altar sebab Gereja sendiri mempunyai tradisi ini.
Dupa sebaiknya kemenyan. Anda dapat membuat tungku yang diisi bara atau alat pembakaran kemenyan. Para Imam Bait Allah umumnya menggunakan Kemenyan bubuk.

Briket/Arang bahan bakar Kemenyan


Dupa yang berbentuk Hio atau Lidi sebaiknya ditaruh pada hiolo atau sedapatnya tempat untuk dibaringkan hio. Sebagai simbol kerendahan hati.
Incense Holder

Makna dari dupa adalah rela berkorban untuk memberi keharuman. Hal ini mencerminkan pengorbanan Kristus menjadi kurban silih yang harum bagi Allah untuk penebusan manusia.

Makna yang salah, semakin banyak dupa berarti semakin diterima permohonan. Hal ini salah karena dupa bukanlah alat untuk menyogok.
Pandangan salah lainnya, Dupa mengusir hawa jahat/roh roh jahat. Dupa tidak bisa menggantikan peran Air Suci, Berkat Gereja dan Darah Kristus dalam hal penyucian.

Tetapi, akan lebih berguna bila dupa divisualisasikan sebagaimana bumbungnya asap mengalir dari dupa, begitupulalah doa kita yang naik sampai ke takhta Allah Bapa.


Adapun persembahan buah buahan atau makanan minuman didepan altar dilarang karena Tuhan tidak membutuhkan sedikitpun korban selain Korban Kristus dan penitensi.


Patung

Dalam tradisi barat, Patung cukup menggeser peran Ikon. Sejauh ini tidak masalah mengingat keduanya merupakan penggambaran dari -Yang Illahi, Yang Kudus- dan memberikan -kesucian-. Tuhan tidak akan membedakan dua dimensi dan tiga dimensi. Ini kembali kepada pilihan masing masing orang, namun alangkah indahnya bila Altar dihiasi dengan Ikon yang mempunyai makna dan ajaran tanpa Batas.


Berikut beberapa contoh Pojok Doa/Altar bagi Rumah seorang Katolik ([dan] Timur)

Contoh Altar Ikon dalam Rumah Katolik
Pojok Doa yang sering ditemui dalam tradisi Timur
Pojok Doa bagi Bunda Perawan Penolong Abadi
Altar umum dalam Orthodox





















































Demikian artikel kami. Kami menyediakan juga berbagai macam Ikon Katolik, yang dapat anda lihat sebagiannya di Pricelist dan Katalog item kami.

Tuhan Memberkati!