Ikon Para Kuduskami


St. Yohanes sang Perintis Jalan

Menampilkan Sang Nabi Terbesar dengan Indah. Ditangannya terdapat tongkat kenabian. Ditanggannya tergenggam surat yang tertulis seruannya disaat pembaptisan. Gelar sang Pembaptis Kristus tidak lebih kurang terhormat daripada gelar sang Perintis Jalan. Ia memiliki Sayap sebagai lambang sang ‘evangelismos’ yang diambil dari kata ‘angelos’ yaitu malaikat. Menyatakannya sebagai Malaikat Duniawi ataupun Manusia Surgawi. Kehidupannya yang mengisolasi diri dari keduniawian merupakan sifat Malaikat. Karena itu cara hidup membiara disebut cara hidup mem-malaikat.

St. Yosef sang Pemelihara

St Yosef yang dipercayakan melakukan tugas yang mulia yakni memelihara Yesus sebagai Bapa tulangpunggung keluarga kudus terlukis melalui tangannya yang menggendong Yesus dengan kasih. Tangannya yang menggengam Bunga Bakung putih menjadi lambang keperawanan st. Yosef yang menjadi salah satu alasan kekekalan Theotokos termurni. Tangan kiri yang merangkul sebuah tengkorak sebagai pernyataan tugas suci yang diembannya yakni pemelihara Orang yang dekat mati dan untuk kematian yang bahagia.




St. Fransiskus dari Assisi yang Agung

Merupakan Pembaharu kehidupan membiara yang sangat populer dikalangan timur maupun barat. Ia dilukiskan ditengah alam. Merpati yang bertengger dilengannya menyampaikan pesan damainya. Salib san Damiano yang digenggamnya menjadi simbol pertobatannya pada Tuhan sewaktu Tuhan memerintahkannya untuk membangun GerejaNya. Hewan buas disekelilingnya menceritakan perbuatan ajaib Tuhan sewaktu bersamanya dimana dia dapat berbicara dengan hewan, domba menyahut sewaktu disapanya, dan serigalapun menjadi jinak didepannya.

St. Karol Wojtyla
Paus Yohanes Paulus II Yang Agung

Karol Wojtyla merupakan nama Baptis bagi Paus Yohanes Paulus II. Merupakan salah satu Paus yang sangat terkenal dan sangat dicintai diantara kalangan Roma Katolik karena kehidupannya yang sangat menginspirasi,mengharukan dan benar benar menghadirkan Yesus dan Petrus baik diatas Takhta Petrus maupun kehidupan nyatanya. Ia dilukiskan menggenggam tongkat salibnya yang menjadi tumpuannya selalu disaat masa ‘kalvari’nya. Mengenakan jubah tanda seorang Uskup. Dibelakangnya dilingkupi cahaya kerahiman illahi, merah dan jernih, darah dan air melalui sumber kerahiman yakni Hosti kudus Yesus Kristus. Ia semakin dikenal atas campur tangannya dalam mensahkan devosi terhadap kerahiman illahi. Karenanya Ia dikaruniakan Anugerah besar saat kematiannya sebagaimana janji Yesus. Ia meninggal pada pesta Kerahiman Illahi pada jam kerahiman illahi saat beradorasi pada Yesus, Raja kerahiman illahinya.

Komentar