Santo Yusuf dalam Gereja

Devosi kepada Santo Yusuf tidak dikenal di dalam Gereja selama berabad-abad. Hal ini dilatarbelakangi oleh suatu kekuatiran bahwa tekanan yang berlebihan pada kedudukan Yusuf dapat menimbulkan anggapan umum bahwa Yusuf adalah ayah kandung Yesus.
Senada dengan ini disampaikan oleh Gereja Orthodox. "Untuk melindungi perkandungan murni Maria, kami (Orthodox) merendahkan dan meremehkan sedalam-dalamnya figur Yusuf dalam peristiwa hidup Tuhan kami"
Ini dapat dilihat dalam Ikon kelahiran Kristus. St Yusuf ditempatkan sangat rendah dan ujung dalam ikon dan hampir tidak ada hubungan sama sekali dengan Kristus.


Devosi terhadap santo Yusuf kemudian muncul pada abad kedelapan dan kesembilan berdasar penghormatan karena kekudusan dan martabat Maria serta peranNya dalam kehidupan keluarga kudus.


Yusuf sangat memperhatikan orang lain. Yusuf tahu, Anak dalam rahim Maria bukanlah anaknya. Ia tidak tahu, Anak itu adalah Putra Allah. Dengan ketulusan hati, ia akhirnya menerima Maria sebagai istrinya.

Yusuf sungguh beriman. Ia taat kepada Allah, meski tidak tahu hasil dan akibatnya. Terbukti, ia tanpa ragu menerima Maria sebagai istrinya. Ketika tahu ada bahaya kematian atas bayi Yesus, ia segera mengamankannya ke Mesir, meski tidak tahu kapan akan pulang ke tanah airnya lagi. Ia juga teladan orang yang tangguh dalam iman! Iman Abraham telah menjadikan bangsa besar. Demikian pun Yusuf. Imannya menyelamatkan dan menjamin kelahiran dan pertumbuhan Yesus. Yusuf menjadi teladan penuntun hidup rohani yang tangguh.

Yusuf mengasihi Yesus. Satu-satunya perhatian dan keprihatinan Yusuf ialah keselamatan Yesus. Ketika Yesus “hilang” tertinggal di Kenisah Yerusalem, ia mencari-Nya bersama Maria hingga menemukan- Nya.

Yusuf adalah pendidik Yesus! Kitab Suci tidak berbicara tentang pendidikan Yesus hingga berumur12 tahun. Namun sebagai orangtua, ia bersama Maria tentu mendidik Yesus sesuai Talmud.

Yusuf berani menderita karena percaya. Seperti dinubuatkan Simeon, Maria menderita demi Yesus di bawah salib. Yusuf pun menderita, sebelum Yesus dilahirkan. Ia harus bergulat dalam hati untuk memahami dan melindungi rahasia besar dalam rahim Maria dan menjaga nama baik Maria. Penjelmaan Allah tersebut menuntut iman yang sangat dalam! Yusuf taat pada perintah malaikat: “Jangan takut!”

Yusuf adalah hamba Tuhan yang setia. Dialah teladan kepala keluarga yang tampil sebagai pelayan! Sejak awal, Yusuf sadar mendapat tugas untuk mendampingi dan melayani Maria dalam melaksanakan rencana Allah. Ia menjaga terang dan penunjuk jalan di tengah kegelapan hidup Maria dan Yesus dalam perjalanan dari Nazaret ke Betlehem, dari Betlehem ke Mesir, lalu kembali dari Mesir ke Nazaret, dan berkali-kali dari Nazaret ke Yerusalem. Yusuf sungguh hamba yang setia.

Yusuf tidak disebut dalam penampilan Yesus di depan umum, pun saat wafat dan kebangkitan-Nya. Kita tak tahu kapan Yusuf wafat. Namun berkat catatan pendek dalam Kitab Suci, Gereja melihat Yusuf sebagai pribadi yang berperan penting dalam karya keselamatan.

Nazaret dapat dilihat sebagai “Bengkel Yusuf”, bengkel pelayanan Keluarga Kudus, di mana Yesus “dibentuk”. Betapa besar peranan dan jasa Yusuf dalam melayani bengkel itu untuk mendirikan “bengkel dunia”, yaitu Gereja atau Kerajaan Allah, di mana semua orang dapat bersatu dan diselamatkan.

Paus Pius IX akhirnya mengangkat Santo Yusuf sebagai pelindung Gereja Universal, diikuti Paus Pius XII yang memaklumkan pestanya tanggal 1 Mei.





Dalam Ikonografi Gereja Katolik Timur maupun Barat, St Yusuf sering diidentifikasikan dengan:

1. Barang-barang pertukangan.
St. Yusuf dilukiskan dalam Alkitab sebagai seorang tukang kayu. Dalam kewajibannya mendidik Yesus, Ia juga pasti menurunkan keahlian tukang kayunya pada Yesus yang kelak akan menjadi suatu mata pencahariannya demi memenuhi kebutuhan hidup Keluarga Kudus.

2.Bayi Yesus
Ada banyak Santo yang digambarkan merangkul bayi Kristus, contohnya Santo Antonius. Namun hanya Santo Yusuf yang benar-benar merangkul bayi Yesus secara nyata dalam tugasnya membesarkan Putra Allah itu.

3.Tongkat yang berbunga, dan tiga Bakung putih
Suatu tradisi yang diceritakan oleh Sr. Emmerickh dalam bukunya, yang mengatakan; Sewaktu Santa Maria dipertunangkan dengan beberapa lelaki, para lelaki memegang tongkat  untuk diserahkan pada imam yang akan dipilih oleh Tuhan. Saat Santo Yusuf membawa tongkatnya pada Imam, Tongkatnya segera mengeluarkan tiga bunga Bakung putih yang menggambarkan kesucian dan keperawanannya.

4.Bintang Daud
Ini digambarkan sebagainya sesuai  yang tertulis bahwa Yusuf adalah Orang Benar, dan Keturunan Daud. Hal yang sama disimbolkan juga pada Santa Perawan dalam gelarnya sebagai Bintang Samudra atau Stella Maris.

5.Sepasang Merpati
Ini merujuk pada korban dari keluarga Kudus saat Yesus dipersembahkan di Bait Allah. Sepasang Merpati atau Burung Tekukur adalah korban dari Keluarga yang miskin. Hal ini juga mengindikasikan bahwa Keluarga Kudus bukanlah keluarga yang berkecukupan.



Doa Kuno kepada St. Yusuf 
 
Ya St Yusuf, yang pertolongannya begitu nyata,
begitu kuat, begitu segera di hadapan tahta Allah,
aku menempatkan ke dalam tangan-tanganmu yang kudus
segala hasrat dan kerinduanku.

Ya St Yusuf, tolonglah aku dengan perantaraanmu yang penuh daya kuasa
dan perolehkanlah bagiku segala rahmat dan berkat rohani
melalui Putra asuhmu, Yesus Kristus, Tuhan kami,
sehingga dengan bertaut di dunia ini pada kuasa surgawimu,
aku dapat menyampaikan segala puji syukur dan sembah sujudku kepada Allah.

Ya St Yusuf, tak pernah bosan aku merenungkan engkau
dengan Kanak-Kanak Yesus tertidur pulas dalam pelukanmu.
Tak berani aku mendekat, sementara Ia beristirahat begitu lelap di dadamu.
Dekaplah Ia untukku, kecuplah kepala-Nya yang kudus untukku,
dan mohonkanlah kepada-Nya untuk membalas kecupanku
kelak saat aku menghembuskan napas terakhirku.

St Yusuf, pelindung jiwa-jiwa yang berpulang, doakanlah aku.
Amin.


Komentar