Santo Yohanes Pembaptis merupakan seorang kudus yang sangat dihormati dalam Gereja.
Perannya sebagai pelayan yang membuka jalan bagi kedatangan Yesus Kristus membuat Gereja tradisi
Bizantin menggelarinya dengan sebutan “Sang Perintis
Jalan” (Yunani: "Πρόδρομος” “Prodromos”). Bagi Gereja, Santo
Yohanes merupakan Nabi terakhir Perjanjian Lama yang melayani untuk menjembatani masa kedatangan Kristus.
Ia adalah tokoh yang muncul dalam keempat Injil, masa kelahirannya dicatat oleh St. Lukas sebagai peristiwa yang luar biasa, mulai dari pemberitaan akan pengandungannya oleh Malaikat Gabriel, perjumpaan ibunya dengan Perawan Maria, pemberian nama, hingga pertumbuhannya dimana orang-orang mengakuinya "Menjadi apakah anak ini nanti? Sebab tangan Tuhan menyertai dia.”
(Luk 1:57-66)
Yohanes adalah sepupu dari Kristus melalui ibunya, Elisabet yang menurut tradisi merupakan putri dari Zoia, adik dari nenek Kristus. Ia kemudian dipenggal oleh Herodes pada abad pertama untuk memenuhi permintaan dari anak tiri Herodes, Salome, dan istri Herodias.
Karena dia membaptis Kristus, ia menjadi santo pelindung wali baptis.
(Hanya) Dalam tradisi Gereja, ia merupakan manusia yang tak pernah berbuat dosa dalam hidupnya dan Kristus bahkan mengatakan bahwa "yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya [Yohanes]" (Mat 11:11).
Ia disebut oleh Yesus "lebih daripada Nabi." (Matius 11: 9)
Lukas 16:16 mengatakan ia adalah penggenapan dari segala Nubuatan para nabi terdahulu. Ia bekerja sama dengan Allah sebagai perintis dalam misi Penyelamatan.
Karena alasan-alasan inilah ia disandingkan setara dengan Santa Perawan di kedua sisi Yesus dalam Ikon Deesis dan berbagai Ikonografi Gereja barat, misalnya The Last Judgemant.
Dia kadang-kadang disebut Malaikat Padang Gurun karena menjadi pembawa pesan (Yunani : “άγγελος”, “Angelos”) di padang gurun akan Kedatangan Kristus, maka karena sebutan ini, ia kadang-kadang digambarkan dengan sayap dalam Ikonografi Bizantin.
St. Yohanes merupakan figur yang dikenali begitu berfokus akan misinya sebagai pembawa pesan kedatangan Kristus, dan (konon) dalam tradisi ketika ia turun ke Hades (api penyucian), ia tetap memberitakan pada jiwa-jiwa disana akan pemenuhan janji Allah akan Mesias.
Gereja Katolik ritus Bizantin sendiri memiliki beberapa pesta yang berkaitan dengan St. Yohanes sang Perintis yang masing-masing memiliki kisah tersendiri:
1. (23 September) Pesta Pengandungan St. Yohanes sang Perintis:
Dasar untuk pesta ini adalah urutan kejadian yang tercatat dalam Lukas 1:5-25 - pemberitaan ke Zakharia, hukuman Allah pada Zakharia dan pengandungan St. Yohanes. Pendasaran tanggal pesta ini adalah lewat perhitungan jadwal Zakharia menjadi pelayan dalam Bait Allah yang didasarkan pada 1Tawarikh 24:7-19.
Di saat inilah Malaikat Gabriel menampakkan diri pada Zakharia ketika melayani di Bait Allah dan menyatakan Elisabet mengandung.
Pengandungan ini terjadi tepat 15 bulan sebelum kelahiran
Kristus, dimana 6 bulan kemudian terjadi pertemuan Elisabet dan Maria.
2. (7 Januari) Synaxis sang Perintis Jalan:
Gereja Bizantin memiliki tradisi Synaxis, yaitu hari penghormatan orang kudus tertentu diluar pesta utamanya, yang berlangsung sehari setelah suatu Hari Raya Besar yang berkaitan dengan Kristus atau sang Theotokos dimana orang kudus tersebut berpartisipasi di dalamnya, atau orang kudus tersebut dirayakan bersama-sama orang kudus lain dalam satu pesta.
Synaxis St. Yohanes sang Perintis adalah pada tanggal 7 Januari yang merupakan sehari setelah Hari Pembaptisan Kristus dimana St. Yohanes berpartisipasi membaptis Kristus. Synaxis ini juga bertepatan dengan pemindahan relik tangan kanan sang Perintis ini dari Antiokhia ke Konstantinopel tahun 956 ketika terjadi serangan kaum Saracen.
3. (24 Februari) Penemuan Pertama dan Kedua dari Kepala St. Yohanes sang Perintis.
Kisah penemuan kepala St. Yohanes ini merupakan kisah yang berdasar pada tradisi bahwa Yohana istri Khuza (Luk 8:3) menyembunyikan kepala St. Yohanes di Bukit Zaitun. Bertahun- tahun kemudian, seorang rahib Kristen bernama Innocentius ketika mendirikan gedung gereja di Bukit Zaitun menemukan pertama kali Kepala St. Yohanes dalam suatu wadah. Sang Rahib merasakan pancaran kekudusan dari Kepala yang ditemukan tersebut, namun karena takut akan serangan
orang-orang pagan kafir karena penganiayaan terhadap jemaat Kristen maka sang rahib menyembunyikan kepala itu kembali di tempat ia menemukannya. Baru berpuluh tahun kemudian ketika Kaisar Konstantin Agung mendeklarasikan kebebasan orang Kristen, kepala tersebut ditemukan kembali oleh dua orang rahib yang berziarah ke Yerusalem yang secara ceroboh dan malas kemudian memberikannya kepada seorang tukang pot untuk dibawakan. Sang tukang pot menyadari bahwa ia menerima relik yang amat berharga dan menyimpannya dari kedua rahib ceroboh itu dan kepala itu disimpan oleh orang-orang disekitarnya dengan hati-hati. Hingga suatu hari seorang Romo penganut ajaran sesat Arianisme bernama Eustasius mengambilnya dan menipu orang-orang lewat pemanfaatan relik yang mendatangkan kesembuhan itu. Cerita berlanjut ketika sang Romo menyembunyikan kepala tersebut namun sialnya ditemukan oleh para rahib dipimpin oleh Arkhimandrit (Kepala Biara) Marcellus yang menerima penampakan St. Yohanes untuk merebut kembali relik berharga tersebut. Kepala tersebut kemudian dipindahkan ke kota Emesa (sekarang kota Homs, Syria) dan di kemudian hari ke Konstantinopel. Peristiwa penemuan ini menjadi Penemuan Kedua Kepala St. Yohanes
4. (25 Mei) Penemuan Ketiga dari Kepala St. Yohanes sang Perintis
Dalam sejarahnya, Kepala sang Santo dipindahkan ke kota Comana di daerah Kapadokia selama periode serangan Muslim (sekitar tahun 820), dan kepala tersebut tersembunyi di dalam tanah selama periode penghancuran Ikon (Ikonoklasme). Ketika penghormatan ikon dipulihkan pada tahun 850, Patriarkh Ignatius dari Konstantinopel (847-857) melihat dalam suatu penglihatan tempat kepala St. Yohanes disembunyikan. Sang Patriarkh kemudian menyampaikan hal ini pada Kaisar Mikael III, yang mengirim delegasi ke Comana, di mana kepala itu kemudian ditemukan.
Setelah itu, kepala kembali dipindahkan ke Konstantinopel, dan di sini pada tanggal 25 Mei, kepala itu ditempatkan di sebuah gereja didalam sebuah gedung pengadilan.
5. (24 Juni) Kelahiran St. Yohanes sang Perintis
Kelahiran St Yohanes sang Perintis diperingati dalam waktu kira- kira 3 bulan setelah Hari Kabar Sukacita Malaikat Gabriel kepada Theotokos dan 6 bulan sebelum Kelahiran Kristus. Dalam tradisi Bizantin, Kelahiran St. Yohanes biasanya dirayakan dengan adanya Ibadat Vigili Sepanjang Malam
6. (29 Agustus) Pemenggalan Kepala St. Yohanes sang Perintis
Hari ini memperingati kemartiran Sang Perintis Jalan dimana ia
dipenggal atas perintah Herodes Antipas melalui permintaan
pembalasan dendam Salome dan ibunya.
Perannya sebagai pelayan yang membuka jalan bagi kedatangan Yesus Kristus membuat Gereja tradisi
Bizantin menggelarinya dengan sebutan “Sang Perintis
Jalan” (Yunani: "Πρόδρομος” “Prodromos”). Bagi Gereja, Santo
Yohanes merupakan Nabi terakhir Perjanjian Lama yang melayani untuk menjembatani masa kedatangan Kristus.
Ia adalah tokoh yang muncul dalam keempat Injil, masa kelahirannya dicatat oleh St. Lukas sebagai peristiwa yang luar biasa, mulai dari pemberitaan akan pengandungannya oleh Malaikat Gabriel, perjumpaan ibunya dengan Perawan Maria, pemberian nama, hingga pertumbuhannya dimana orang-orang mengakuinya "Menjadi apakah anak ini nanti? Sebab tangan Tuhan menyertai dia.”
(Luk 1:57-66)
Yohanes adalah sepupu dari Kristus melalui ibunya, Elisabet yang menurut tradisi merupakan putri dari Zoia, adik dari nenek Kristus. Ia kemudian dipenggal oleh Herodes pada abad pertama untuk memenuhi permintaan dari anak tiri Herodes, Salome, dan istri Herodias.
Karena dia membaptis Kristus, ia menjadi santo pelindung wali baptis.
(Hanya) Dalam tradisi Gereja, ia merupakan manusia yang tak pernah berbuat dosa dalam hidupnya dan Kristus bahkan mengatakan bahwa "yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya [Yohanes]" (Mat 11:11).
Ia disebut oleh Yesus "lebih daripada Nabi." (Matius 11: 9)
Lukas 16:16 mengatakan ia adalah penggenapan dari segala Nubuatan para nabi terdahulu. Ia bekerja sama dengan Allah sebagai perintis dalam misi Penyelamatan.
Karena alasan-alasan inilah ia disandingkan setara dengan Santa Perawan di kedua sisi Yesus dalam Ikon Deesis dan berbagai Ikonografi Gereja barat, misalnya The Last Judgemant.
Dia kadang-kadang disebut Malaikat Padang Gurun karena menjadi pembawa pesan (Yunani : “άγγελος”, “Angelos”) di padang gurun akan Kedatangan Kristus, maka karena sebutan ini, ia kadang-kadang digambarkan dengan sayap dalam Ikonografi Bizantin.
St. Yohanes merupakan figur yang dikenali begitu berfokus akan misinya sebagai pembawa pesan kedatangan Kristus, dan (konon) dalam tradisi ketika ia turun ke Hades (api penyucian), ia tetap memberitakan pada jiwa-jiwa disana akan pemenuhan janji Allah akan Mesias.
Gereja Katolik ritus Bizantin sendiri memiliki beberapa pesta yang berkaitan dengan St. Yohanes sang Perintis yang masing-masing memiliki kisah tersendiri:
1. (23 September) Pesta Pengandungan St. Yohanes sang Perintis:
Dasar untuk pesta ini adalah urutan kejadian yang tercatat dalam Lukas 1:5-25 - pemberitaan ke Zakharia, hukuman Allah pada Zakharia dan pengandungan St. Yohanes. Pendasaran tanggal pesta ini adalah lewat perhitungan jadwal Zakharia menjadi pelayan dalam Bait Allah yang didasarkan pada 1Tawarikh 24:7-19.
Di saat inilah Malaikat Gabriel menampakkan diri pada Zakharia ketika melayani di Bait Allah dan menyatakan Elisabet mengandung.
Pengandungan ini terjadi tepat 15 bulan sebelum kelahiran
Kristus, dimana 6 bulan kemudian terjadi pertemuan Elisabet dan Maria.
2. (7 Januari) Synaxis sang Perintis Jalan:
Gereja Bizantin memiliki tradisi Synaxis, yaitu hari penghormatan orang kudus tertentu diluar pesta utamanya, yang berlangsung sehari setelah suatu Hari Raya Besar yang berkaitan dengan Kristus atau sang Theotokos dimana orang kudus tersebut berpartisipasi di dalamnya, atau orang kudus tersebut dirayakan bersama-sama orang kudus lain dalam satu pesta.
Synaxis St. Yohanes sang Perintis adalah pada tanggal 7 Januari yang merupakan sehari setelah Hari Pembaptisan Kristus dimana St. Yohanes berpartisipasi membaptis Kristus. Synaxis ini juga bertepatan dengan pemindahan relik tangan kanan sang Perintis ini dari Antiokhia ke Konstantinopel tahun 956 ketika terjadi serangan kaum Saracen.
3. (24 Februari) Penemuan Pertama dan Kedua dari Kepala St. Yohanes sang Perintis.
Kisah penemuan kepala St. Yohanes ini merupakan kisah yang berdasar pada tradisi bahwa Yohana istri Khuza (Luk 8:3) menyembunyikan kepala St. Yohanes di Bukit Zaitun. Bertahun- tahun kemudian, seorang rahib Kristen bernama Innocentius ketika mendirikan gedung gereja di Bukit Zaitun menemukan pertama kali Kepala St. Yohanes dalam suatu wadah. Sang Rahib merasakan pancaran kekudusan dari Kepala yang ditemukan tersebut, namun karena takut akan serangan
orang-orang pagan kafir karena penganiayaan terhadap jemaat Kristen maka sang rahib menyembunyikan kepala itu kembali di tempat ia menemukannya. Baru berpuluh tahun kemudian ketika Kaisar Konstantin Agung mendeklarasikan kebebasan orang Kristen, kepala tersebut ditemukan kembali oleh dua orang rahib yang berziarah ke Yerusalem yang secara ceroboh dan malas kemudian memberikannya kepada seorang tukang pot untuk dibawakan. Sang tukang pot menyadari bahwa ia menerima relik yang amat berharga dan menyimpannya dari kedua rahib ceroboh itu dan kepala itu disimpan oleh orang-orang disekitarnya dengan hati-hati. Hingga suatu hari seorang Romo penganut ajaran sesat Arianisme bernama Eustasius mengambilnya dan menipu orang-orang lewat pemanfaatan relik yang mendatangkan kesembuhan itu. Cerita berlanjut ketika sang Romo menyembunyikan kepala tersebut namun sialnya ditemukan oleh para rahib dipimpin oleh Arkhimandrit (Kepala Biara) Marcellus yang menerima penampakan St. Yohanes untuk merebut kembali relik berharga tersebut. Kepala tersebut kemudian dipindahkan ke kota Emesa (sekarang kota Homs, Syria) dan di kemudian hari ke Konstantinopel. Peristiwa penemuan ini menjadi Penemuan Kedua Kepala St. Yohanes
4. (25 Mei) Penemuan Ketiga dari Kepala St. Yohanes sang Perintis
Dalam sejarahnya, Kepala sang Santo dipindahkan ke kota Comana di daerah Kapadokia selama periode serangan Muslim (sekitar tahun 820), dan kepala tersebut tersembunyi di dalam tanah selama periode penghancuran Ikon (Ikonoklasme). Ketika penghormatan ikon dipulihkan pada tahun 850, Patriarkh Ignatius dari Konstantinopel (847-857) melihat dalam suatu penglihatan tempat kepala St. Yohanes disembunyikan. Sang Patriarkh kemudian menyampaikan hal ini pada Kaisar Mikael III, yang mengirim delegasi ke Comana, di mana kepala itu kemudian ditemukan.
Setelah itu, kepala kembali dipindahkan ke Konstantinopel, dan di sini pada tanggal 25 Mei, kepala itu ditempatkan di sebuah gereja didalam sebuah gedung pengadilan.
5. (24 Juni) Kelahiran St. Yohanes sang Perintis
Kelahiran St Yohanes sang Perintis diperingati dalam waktu kira- kira 3 bulan setelah Hari Kabar Sukacita Malaikat Gabriel kepada Theotokos dan 6 bulan sebelum Kelahiran Kristus. Dalam tradisi Bizantin, Kelahiran St. Yohanes biasanya dirayakan dengan adanya Ibadat Vigili Sepanjang Malam
6. (29 Agustus) Pemenggalan Kepala St. Yohanes sang Perintis
Hari ini memperingati kemartiran Sang Perintis Jalan dimana ia
dipenggal atas perintah Herodes Antipas melalui permintaan
pembalasan dendam Salome dan ibunya.
Komentar